
Ada fenomena alam unik akibat aktivitas
tersebut yang akhirnya menjadi titik tolak penamaan pantai ini. Jika
musim hujan tiba, banyak air dari daratan yang mengalir menuju lautan.
Akibatnya, dataran di sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk
bentukan seperti sungai. Air yang mengalir seperti mbedah
(membelah) pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang dan
seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah
yang menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah).
Perubahan nama berlangsung beberapa puluh tahun kemudian. Sekitar
tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing
sedang berlarian di daerah pantai dan memasuki gua karang bertemu dengan
seekor landak laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak
laut itu tetapi si landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian yang
akhirnya dimenangkan si anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh
landak laut dan keluar gua dengan rasa bangga. Perbuatan si anjing
diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, yang melihat setengah tubuh
landak laut di mulut anjing. Mengecek ke dalam gua, ternyata pemilik
menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa. Nah, sejak itu, nama
Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing) dan landak.


Selain menawarkan saksi bisu sejarahnya,
Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. Anda bisa
menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar
beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, Anda dapat
membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang
sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat
menginap. Pengunjung bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau
tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak
perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang
benderang?
Di olah dari sumber YogYes.http://kangjava.wordpress.com/2011/11/07/pantai-sundak/
No comments:
Post a Comment